Wahai hamba
Allah, kalian semua laksana pasien yang sedang menderita sakit dan Tuhan
sekalian alam dokternya. Maka kesembuhan si pasien terletak pada apa-apa
yang diketahui dan diatur oleh dokternya, bukan pada apa-apa yang
diinginkan dan diusulkan oleh si pasien. Karena itu serahkanlah seluruh
urusan kepada Allah, niscaya kalian tergolong orang yang beruntung.
Barangsiapa
yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia bukan tergolong
dari mereka. Dan barangsiapa yang mendengar panggilan saudaranya yang
meminta tolong lalu tidak menolongnya, maka ia bukan seorang muslim.
Suatu saat
Rasulullah saww mengutus pasukan untuk berperang dan ketika mereka pulang
Beliau saww bersabda : “Selamat datang para kaum yang telah melaksanakan
jihad kecil, sementara jihad besar masih menunggu mereka.” Lalu mereka
bertanya : “Apa jihad besar itu wahai Rasulullah ?” Rasul saww menjawab :
“Perang melawan hawa nafsu.”
Apabila
bid’ah telah merajalela di tengah-tengah umatku, maka kewajiban si alim
untuk menampakkan ilmunya. Barangsiapa tidak melaksanakan kewajiban itu,
maka akan terkena laknat dari Allah SWT.
Para fuqoha
adalah pengemban amanah para rasul selama mereka tidak memasuki urusan
dunia. Lalu beliau ditanya : “Apa yang dimaksud masuknya mereka dalam
urusan dunia ?” Rasulullah saww menjawab: “Selalu mengikuti kemauan sultan
(pemimpin).” Apabila mereka berbuat demikian, maka hati-hatilah dari
mereka terhadap urusan agama kalian.
Aku tidak
khawatir atas ummatku dari mu’min maupun musyrik, sebab yang mu’min telah
dijaga oleh imannya sedang si musyrik telah dibelenggu kekafirannya. Namun
yang aku takutkan atas kalian adalah keberadaan seorang munafik yang
pandai berbicara tentang apa-apa yang kamu ketahui namun dia berbuat
apa-apa yang kamu ingkari.
Pada hari
kiamat terdengarlah suara panggilan : Di manakah orang-orang yang zalim
serta para pendukungnya ? Maka barangsiapa yang membantu mereka walau
dengan tinta atau sekedar mengikatkan tali kantong mereka atau membantu
meminjamkan pena, maka mereka akan digiring bersama orng-orang zalim
tersebut.
Di
atas setiap kebajikan ada kebajikan lain, hingga seseorang terbunuh di
jalan Allah. Maka jika ia terbunuh di jalan Allah, tiada lagi kebajikan
lain di atasnya.
Sejelek-jeleknya
manusia adalah orang yang menjual akhiratnya demi urusan dunianya. Dan
yang lebih jelek lagi darinya adalah orang yang menjual akhiratnya demi
kepentingan dunia orang lain.
Barang siapa
mencari kerelaan sultan (pemimpin), dengan sesuatu yang membuat Allah
murka, maka dia telah keluar dari agama Allah.
Barang siapa
yang mendatangi si kaya dengan merendahkan diri di hadapannya, maka
hilanglah sepertiga agamanya.
Tanda-tanda
seorang yang bakti itu ada sepuluh : 1. Cinta karena Allah dan benci
karena Allah. 2. Berteman karena Allah dan berpisah karena Allah. 3. Marah
karena Allah dan rela (ridha) karena Allah. 4. Beramal karena Allah dan
meminta hartanya kepada Allah. 5. Takut hanya kepada Allah. 6. Bersih
hati. 7. Ikhlas. 8. Malu kepada-Nya. 9. Selalu mengoreksi dirinya. 10.
Berbuat kebaikan karena Allah.
Akan datang
suatu zaman dari umatku, mereka tidak mengenal ulama kecuali dengan
pakaian yang bagus. Dan mereka tidak mengenal Al-Quran kecuali dengan
suara yang merdu. Serta tidak menyembah Allah kecuali hanya di bulan
puasa. Jika itu telah terjadi maka Allah akan menguasakan atas mereka
pemimpin yang bodoh, yang tidak mengenal belas kasih serta tidak memiliki
rasa rahmat.
Pada hari
kiamat ditimbanglah tinta para ulama dengan darah para syuhada, maka tinta
para ulama lebih berat dari darah para syuhada.
Perumpamaan
keluargaku, laksana bahtera Nabi Nuh as. Barang siapa yang mengikutinya
(menaikinya), dia akan selamat. Dan barang siapa yang enggan menaikinya ia
akan tenggelam (binasa).
Terkutuklah
orang yang membebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Pada hari
kiamat seorang hamba tidak akan bergeser kedua kakinya hingga ditanyai
tentang empat perkara : 1. Tentang umurnya untuk apa dihabiskan. 2.
Tentang masa mudanya dengan apa ia lalai. 3. Tentang hartanya dari mana
diperoleh dan ke mana diinfakkan. 4. Tentang kecintaannya kepada kami
(Ahlul Bait).
Berkata
Sam’un : “Beritahulah diriku tanda-tandanya orang yang jahil ?” Rasulullah
saww menjawab : “Jika kau temani, dia akan merepotkanmu. Jika engkau
jauhi, dia akan mencelamu. Bila memberimu sesuatu, dia akan
mengungkit-ungkit. Jika kau memberi sesuatu, dia akan mengingkari. Jika
kau berbicarta tentang sesuatu rahasia, dia akan mengkhianatimu. Bila
memberi tahu sesuatu hal yang rahasia padamu, ia akan menuduhmu yang
bukan-bukan. Bila merasa cukup, dia berlaku sombong dan kasar. Jika butuh
sesuatu dia akanmeremehkan nikmat Allah tanpa merasa berdosa. Jika senang
dia akan melampaui batas. Jika ditimpa kesedihan dia segera berputus asa.
Kalau tertawa terbahak-bahak. Jika menangis akan menjerit-jerit. Dia
selalu menjelekkan orang baik. Serta tidak mencintai Allah dan tidak
mengikuti aturan-Nya. Juga tidak merasa malu kepada Allah. Jarang menyebut
nama-Nya. Jika kau dianggap merelakannya, dia akan memujimu dengan pujian
yang tidak ada padamu. Dan jika marah kepadamu, dia akan mencacimu
dengansesuatu kejelekan yang tidak pernah engkau lakukan. Itulah perilaku
orang jahil.”
Rasulullah
saww bersabda : Wahai Ali apakah engkau menginginkan 600 ribu kambing, 600
ribu dinar atau 600 ribu kalimat ? Lalu Imam Ali as menjawab : “Wahai
Rasulullah saww aku menginginkan 600 ribu kalimat.” Lalu Rasulullah saww
bersabda : “Wahai Ali! Aku akan meringkas 600 ribu kalimat itu dalam enam
kalimat. 1. Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba mengerjakan yang
bukan kewajiban mereka, maka sibukkanlah dirimu dengan menyempurnakan
kewajibanmu. 2, Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba dalam urusan
dunia, maka sibukkanlah dirimu dengan urusan akhirat. 3. Apabila manusia
sibuk mengurusi aib (cela) orang lain, maka uruslah aibmu sendiri. 4. Jika
manusia saling memperindah dunianya, maka hiasilah akhiratmu. 5. Dan jika
engkau melihat manusia sibuk dengan memperbanyak amal, maka beramallah
yang ikhlas. 6. Dan ketika engkau melihat manusia menjadikan makhluk
sebagai perantaranya, maka jadikanlah Allah sebagai perantaramu.”
Mengapa aku
menyaksikan kecintaan kepada dunia telah benar-benar menguasai banyak
orang, sehingga kematian tidak digariskan kecuali untuk yang selain mereka
dan kebenaran seakan-akan hanya diwajibkan kepada orang lain ? Tidak,
sungguh tidak sedemikian itu, tidakkah mereka mengambil pelajaran dari
umat yang terdahulu ?
Tuhanku
mewasiatkan (mewajibkan) kepadaku tentang sembilan perkara : 1. Agar
ikhlas dalam segala amal, baik yang kulakukan secara sembunyi ataupun
terang-terangan. 2. Bertindak adil dalam keadaan rela atau marah. 3.
Sederhana dalam keadaan kaya atau miskin. 4. Memaafkan orang yang
menzalimiku. 5. Memberi orang yang menyetop pemberiannya kepadaku. 6.
Menyambung tali kekeluargaan dari orang yang memutuskan hubungan
kefamilian denganku. 7. Menjadikan diamku sebagai waktu untuk berpikir. 8.
Pembicaraanku sebagai zikir. 9. Pandanganku sebagai ibrah (mengambil
pelajaran dari selainnya).
Wahai Ali!
Janganlah engkau marah. Dan apabila engkau marah, maka duduklah sembari
memikirkan kekuasaan Allah atas hamba-hamba-Nya dan kelembutan-Nya pada
mereka.
Tiada
seorang yang mengikhlaskan amal perbuatannya (semata-mata karena Allah)
selama empat puluh hari, kecuali akan memancar sumber hikmah dari lisannya
sebagai luapan dari apa yang terkandung dalam hatinya.
Wahai Ali!
Semua mata akan berlinang (menangis) pada hari kiamat, kecuali tiga mata :
1. Mata yang semalaman dipakai di jalan Allah. 2. Mata yang tercegah dari
apa-apa yang diharamkan Allah (untuk dipandang). 3. Mata yang berlinangan
karena takut kepada Allah.
Aku ini
adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Maka barang siapa yang
menginginkan ilmu, hendaklah mendatangi pintunya.
Wahai Abu
dzar! Raih dan manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara
lainnya. 1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. 2. Masa sehatmu sebelum
sakit menimpamu. 3. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu. 4. Masa
senggangmu sebelum datang sibukmu. 5. Dan masa hidupmu sebelum maut merenggutmu.
Allah SWT
tidak menilai rupa atau harta kalian, tapi Allah menilai hati dan
perbuatan kalian.
Wahai
manusia! Aku tinggalkan padamu (sesuatu), jika kalian berpegangan padanya,
tidak akan tersesat selamanya; Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Itrahku Ahlul
Baitku.
Rasulullah
saww bersabda : Isa putra Maryam bersabda kepada para pengikutnya yang
setia : “Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya, dia
akan mengingatkanmu kepada Allah. Sedang perkataannya akan menambah
ilmumu. Dan, perbuatannya akan membuatmu cenderung beramal untuk akhirat.”
Empat
perkara yang menjadi tanda kemunafikkan. Dan jika salah satunya ada pada
seseorang maka dia telah menyandang sebagian tanda (karakter) tersebut
sehingga ia meninggalkannya. Yaitu : 1. Jika berbicara ia berbohong. 2.
Jika berjanji ia mengingkari. 3. Jika bekerja sama akan menipu. Dan jika
bermusuhan akan bertindak aniaya(fajir).
Sejelek-jelek
umatku adalah orang yang dihormati orang lain karena takut akan
kejahatannya. Ketahuilah barang siapa yang dimuliakan manusia semata-mata
agar terhindar dari kejahatannya, maka ia sekali-kali bukan pengikutku
(golonganku).
Seorang
mukmin tidak akan terperosok dua kali dalam satu lubang yang sama.
Wahai
sekalian manusia: Jauhilah perbuatan zina, karena ia akan mengakibatkan
enam perkara. Tiga di dunia, sementara tiga lainnya di akhirat. Adapun
yang di dunia: Akan menghilangkan karismatik, mengakibatkan kefakiran, dan
mengurangi umur. Sedang tiga yang di akhirat yaitu: Menyebabkan murka
Allah SWT, sulitnya hisab, dan akan kekal di dalam api neraka.
Wahai Ali!
Barangsiapa yang belum mempunyai tiga karakter ini, maka dia belum
melakukan suatu amal pun: 1. Wara’ yang bisa mencegahnya dari
perbuatan maksiat kepada Allah SWT. 2. Ilmu yang bermanfaat bagi
orang-orang bodoh. 3. Akal yang bermanfaat bagi sekalian manusia.
Barangsiapa
yang mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW maka ia
mati syahid. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaan kepada
keluarga Muhammad SAWW maka ia mati dalam keadaan terampuni dosanya.
Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaannya kepada keluarga
Muhammad SAWW mati dalam keadaan bertobat. Ketahuilah! Barangsiapa mati
atas dasar kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW maka ia mati sebagai
mu’min yang sempurna imannya. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar
kecintaannya kepada keluarga Muhammad SAWW akan diberita gembirakan oleh
Malaikat Maut serta Malaikat Munkar dan Nakir akan sorga sebagai tempat
kembalinya. Ketahuilah! Barangsiapa mati atas dasar kecintaannya kepada
keluarga Muhammad SAWW maka ia akan diarak ke surga laksana pengantin yang
digiring ke tempat mempelainya.
Barangsiapa
di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan
tangannya. Jika ia tidak mampu maka dengan lisannya. Dan kalau juga tidak
mampu maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman.
Peminum
khomer seperti penyembah berhala. Wahai Ali! Allah menolak sholatnya
peminum khomer selama empat puluh hari. Dan jika dia mati dalam waktu
empat puluh hari itu, dihitung mati kafir.
Sesungguhnya
Allah SWT tidak pernah mewajibkan atas kita kependetaan (tidak kawin,
tidak berhubungan dengan dunia) akan tetapi kependetaan umatku adalah
fisabilillah.
Barangsiapa
yang mengulur-ulur waktu untuk berhaji lalu dia mati, maka di hari kiamat
ia akan dibangkitkan oleh Allah SWT sebagai orang Yahudi atau Nasrani. Pandangan
itu laksana panah beracun dari panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya
karena takut kepada Allah SWT akan Allah SWT beri keimanan yang akan
dirasakan oleh hatinya.
Siapa yang
ingin hidup seperti hidupku dan wafat seperti wafatku serta masuk ke surga
yang telah dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku yaitu Jannatul Khuld, maka
hendaklah ia berwilayah (berpemimpin) kepada Ali dan keturunan sesudahnya,
karena sesungguhnya mereka tidak akan mengeluarkan kamu dari pintu
petunjuk dan tidak akan memasukkan kamu ke pintu kesesatan. (Shahih
Bukhari, jilid 5, hal. 65, cet. Darul Fikr)
No comments:
Post a Comment